TRADISI 'EMPING' DI LONG PAHANGAI


"Emping' tradisi suku Dayak Bahau memasuki masa panen. "Walau sederhana, asal jangan tradisi tiruan." Kata pak Kepala Kampung dalam sambutannya semalam. Ini cerita dari Long Pahangai. Tradisi makan Emping ini bertujuan untuk mengajak warga sekampung mensyukuri rezeki Tuhan atas panen yang dilimpahkan.

Bulir-bulir padi perlahan mulai menguning ibarat emas yang siap tuai, menghampar disepanjang lereng setelah tiga bulan disemai. "Buah Sulung", istilah warga setempat menyebut padi awal yang telah menguning, segera akan dipanen oleh Pak Hingang dan warga kampung lainnya untuk digunakan sebagai bahan utama pembuatan Emping.

"Emping", makanan khas suku Dayak Bahau yang terbuat dari kukusan buah sulung setengah matang, ditumbuk hingga pipih, kemudian ditaburi dengan parutan kelapa dan sedikit gula aren, dibungkus daun pisang, dan dikukus kembali hingga matang sepenuhnya, mantap untuk disantap malam ini ditemani hangatnya kopi hitam.

Aku dan peserta SM3T lainnya beserta segenap warga kampung berkumpul di Lamin Adat(Balai adat tempat pertemuan warga) untuk menikmati hidangan emping. Kesempatan langka, renyah parutan kelapa yang khas bersinergi dengan harum dan lembutnya kukusan nasi mengembalikan inspirasi yang sempat terenggut oleh utopia memori masa lalu bersama si manis jembatan ancol 😁. 

"Emping" telah tersaji, pertanda tak lama lagi warga kampung akan disibukkan dengan kegiatan menggotongroyongi ladang di lereng-lereng tepian sungai Mahakam untuk memanen hasil tugal tiga bulan lalu. Bersama-sama ucap syukur atas limpahan rezeki musim ini, seraya menanti musim tugal berikutnya. Keaslian tradisi Nusantara.

1 Response to "TRADISI 'EMPING' DI LONG PAHANGAI"

  1. APA BILAH BERMINAT ANGKA TOGEL JITU DI JAMIN TEMBUS MULIA DARI ANGKA 2D,3D,4D,5D,6D,7D..HBG NO INI 085-256-133-981-MBAH SORE PASTI MEMBANTU

    ReplyDelete