CERITA DIBALIK DAWAI GITAR SI SANG

Sang menangis menerima
hukuman dari Bapak Guru
Tanggal 2 Februari 2017. Hari Kamis lalu Bonifasius Sang menerima ceramah bermenit-menit dari Bapak Guru Luhat setelah kedapatan bermain gitar saat jam pelajaran berlansung.

Kilas balik kejadian.

Jam dinding di kantor baru menunjukan pukul 8.59 pagi. Sayup-sayup terdengar suara petikan senar gitar dari salah satu deretan kelas, dan lantunan lirik dari 'Pujaan Hati' karya Andika, vokalis yang terkenal dengan style rambutnya, kesukaan anak-anak muda Long Pahangai.

Bapak Guru Luhat memeriksa jadwal pelajaran kesenian dari Pak Nyuk untuk hari Kamis di roster mapel. Setelah cek sana sini, tak ada jam Mapel Kesenian tertera pada hari itu. Dengan gagang sapu di tangan, Bapak Guru Luhat keluar dari kantor menuju ke arah sumber suara. Makin jelas terdengar suara gitar itu, ternyata dari kelas X B.

Bonifasius Sang yang sedang memetik senar gitar membelakangi pintu baru menyadari situasi genting ketika teman-temannya tersentak dengan kehadiran Bapak Guru Luhat di ambang pintu. Segera dia turun dari atas meja tempatnya mendendangkan lagu andalannya tadi. Expresi ketakutan nampak di wajah anak-anak itu karena khawatir, dan pasti akan dimarahi oleh Bapak Guru Luhat yang terkenal itu.
"Gurunya ti tidak ada, Pak" Jawaban pertama dari si Sang yang memerah mukanya ketakutakan ketika Pak Luhat bertanya mengapa dia bermain gitar saat jam pelajaran. Pak Supri (Nama Samaran) seharusnya masuk mengisi pelajaran Bahasa Inggris di kelas XB saat itu. Memang beliau tidak hadir lagi pagi itu. Apa daya yang bisa diperbuat, beliau memang tinggalnya jauh di sungai Pahangai, cabang sungai Mahakam. Dengan berperahu ces memakan waktu 30 menit jika air sungai tak beriam. Jangan membayangkan untuk melewati jalur darat, karena lokasinya berupa kampung kecil ditengah hutan yang masih terisolir dari sentuhan jalan raya, bahkan setapakpun belum ada yang tembus hingga kecamatan letak sekolah, belum lagi aliran-aliran sungai yang membelah kawasan-kawasan itu. 
"Be belum ada catatan Pak, belum sekalipun masuk Pak Supri memberikan catatan se selama semester ini." Lanjut Sang yang sudah hampir menangis ketika Pak Luhat dengan nada marah bertanya mengapa ngga baca buku catatannya. Murid pedalaman, seringkali ditumbalkan akibat ketiadaan guru.
"Tak ada bu buku diperpustakaan, Pak." Jawaban ketiga dari Sang terisak sambil meneteskan air mata ketika Pak Luhat semakin marah dengan kilah muridnya itu mengapa dia tak masuk perpustakaan saat jam pelajaran kosong. Bangunan perpustakaan yang telah berdiri sejak beberapa tahun lalu itu sebetulnya telah berisi buku, namun jumlahnya sangat super duper sedikit tak sesuai rasio warga sekolah. Ada sih bukunya, tapi kebanyakan buku itu juga tidak sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. Kepala Sekolah sendiri sulit mengerti mengapa pengadaan buku oleh pemerintah tak sesuai permintaan dan kebutuhan sekolah.
Biar menjadi renungan untuk menyikapi setiap peristiwa sebijak mungkin, agar jangan lagi ada tangis dawai gitar dari Sang Sang yang lain disaat seharusnya mereka menerima ilmu baru untuk masa depan telur emas negara ini.

1 Response to "CERITA DIBALIK DAWAI GITAR SI SANG"

  1. APA BILAH BERMINAT ANGKA TOGEL JITU DI JAMIN TEMBUS MULIA DARI ANGKA 2D,3D,4D,5D,6D,7D..HBG NO INI 085-256-133-981-MBAH SORE PASTI MEMBANTU

    ReplyDelete