Oleh para profesor dan
dosen-dosen master dikampusku aku ditempa dan menerima gemblengan untuk
meningkatkan aji kesaktian mengajar Bahasa Inggris. Tidak sedikit teori
belajar, pendekatan mengajar, hingga teknis pelaksanaan pembelajaran di
kelas aku pelajari. Tak tanggung-tanggung, mulai dari teori yang dianut
pendidik zaman batu hingga zaman piring terbang aku pelajari. Singkat
cerita boleh dibilang kalau semua persiapan itu telah aku tenteng sebagai bekal perkelanaanku di dunia pendidikan.
Hening tanpa kebisingan lereng ini. Aku berada di halaman sebuah sekolah, bagian
dari tugas pengabdian, pada salah satu SMA di perbatasan
Indonesia-Malaysia di tanah Kalimantan. Angin sepoi-sepoi dan kicauan
burung menyambutku. Rasa tentram aku dapatkan dari ketenangan ini. Tak bising kendaraan, tak ada hiruk isu-isu politik seperti ibukota.
Sungguh kuakui suasananya hening menenangkan.
Aku
masuk kelas untuk pertama kalinya di kelas XI. Siswa siswi berjajar
duduk dengan rapi pada bangku masing-masing. Mulai kuterapkan ajiku,
prosedural seperti yang telah kupersiapkan malam sebelumnya. Kumulai dengan salam pembuka, dalam bahasa Inggris coy. Kulanjutkan dengan basa basi, sampai pada kalimat
"I am from Southeast Sulawesi, far from this place." Kerutan pada dahi mereka tumbuh.
"What??? am I too far? too fast?" Kerutan itu semakin jelas. Sepertinya memang aku terlalu cepat dan membingungkan mereka. Ku mulai menuliskannya di papan, masih dalam Bahasa Inggris. Kurasa cukup nama, tempat asal, dan hobi saja. Pengetahuan dasar untuk murid SMP kelas 7.
"I am from Southeast Sulawesi, far from this place." Kerutan pada dahi mereka tumbuh.
"What??? am I too far? too fast?" Kerutan itu semakin jelas. Sepertinya memang aku terlalu cepat dan membingungkan mereka. Ku mulai menuliskannya di papan, masih dalam Bahasa Inggris. Kurasa cukup nama, tempat asal, dan hobi saja. Pengetahuan dasar untuk murid SMP kelas 7.
"Ngerti yang saya tuliskan?" Tak ada jawaban. Saya ulangi dalam Bahasa Indonesia aja. Bla bla bla dan blah.
"Oo iya Pak" kata mereka mulai memahami maksudku.
"Kakak sudah memperkenalkan diri, sekarang saatnya adik-adik memperkenalkan nama dan alamat"
"Dimulai dari yang paling depan."
"Dalam Bahasa Inggris ya" lanjutku.
Aku menanti cukup lama, sekian detik.... menit... mereka tetap membisu, diam sehening lereng ini. Pengaruh geografis kah ini?
"Oo iya Pak" kata mereka mulai memahami maksudku.
"Kakak sudah memperkenalkan diri, sekarang saatnya adik-adik memperkenalkan nama dan alamat"
"Dimulai dari yang paling depan."
"Dalam Bahasa Inggris ya" lanjutku.
Aku menanti cukup lama, sekian detik.... menit... mereka tetap membisu, diam sehening lereng ini. Pengaruh geografis kah ini?
Kuputuskan memulai pelajaran dengan apersepsi, mereview 'subjective pronoun', 'I, You, She, He, They, It.'
Hanya ' I ' dan 'you' yang diketahui, mungkin dampak kalimat "I love you" yang digembor-gemborkan remaja. Sedang kata he, she, it, dan they tak ada yang tau artinya.
Hanya ' I ' dan 'you' yang diketahui, mungkin dampak kalimat "I love you" yang digembor-gemborkan remaja. Sedang kata he, she, it, dan they tak ada yang tau artinya.
Ini salah siapa......Siapa yang harus bertanggung jawab atas kasus ini. Siswa kah? Guru? Orang tua? Pemerintah? Kepada siapa harus aku timpakan keluhan.
APA BILAH BERMINAT ANGKA TOGEL JITU DI JAMIN TEMBUS MULIA DARI ANGKA 2D,3D,4D,5D,6D,7D..HBG NO INI 085-256-133-981-MBAH SORE PASTI MEMBANTU
ReplyDelete