Jejak Kaki di Hulu Sungai Mahakam



 By Indra Dae dan Kawan-Kawan, Kabupaten Mahakam Ulu.


Mengarungi Kalimantan

Alamnya yang indah menghampar di sepanjang perjalananku menuju Kampung Long Pahangai. Iklimnya  yang tropis mendukung kesuburan dan kemakmuran tanah Kalimantan. Indonesia membentang dari sabang sampai Merauke. Hari ini tapak kakiku membekas di tanah Kalimantan, di Kabupaten Mahulu, tepatnya di Kecamatan Long Pahangai.

Pohon-pohon besar menjulang tinggi menghiasi jagad raya Kalimantan. Hutan Kalimantan yang berdiri kokoh mengandung berjuta kebutuhan hidup laksana surga turun ke bumi. Daun-daunnya melambai-lambai memberikan kedamaian dan ketenangan bagi penghuninya. Kalimantan daerah yang mempesona yang kaya sumber alam. Diatas tanah tumbuh subur beraneka ragam hayati flora dan fauna. Kekayaan itu melimpah ruah sebagai anugerah sang Maha Pencipta. Kekayaan yang begitu melimpah ruah seaakan mengisyaratkan kepada penduduk untuk mengolah, menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan juga seadilnya untuk mencapai kesejahteraan kelompok.

Indonesia yang beriklim tropis hanya mengenal dua iklim. Kalimantan khususnya kabupaten Mahakam Ulu mengenal musim hujan dan musim kemarau. Tanahnya subur dan makmur, bila kita mecoba mereview kembali lagi Koes Plus “Tongkat dan Batu jadi Tanaman” maka disinilah tempatnya. Tanahnya yang subur dimanfaatkan penduduk pedesaan Long Pahangai untuk bercocok tanam sebagai mata pencaharian. Pertanian menjadi sumber utama penghasilan warga. Lahannya yang begitu luas diolah menjadi ladang dan melahirkan begitu banyak hasil produksi, diantaranya padi, kakao, karet, sawit, singkong dan pala. Itu sepatutnya menjadi perhatian khusus dari pemerintah. 

Bukit-bukit yang menjulang tinggi dan deraian air sungai melahirkan keindahan dan kesejukan alam yang mempesona. Sejuknya udara menambah kesegaran suasana desa disekitarnya. Tanahnya yang begitu bersahabat dimanfaatkan masyarakat untuk bercocok tanam, seolah tak mengenal lelah, dari pagi hingga siang, bahkan pada malam hari warga memilih untuk  berdiam diri di pondoknya untuk mengelola ladangnya. 

Meskipun berlimpah ruahnya kekayaan alam yang dimiliki, namun ekonomi masyarakat masih tergolong rendah, penghasilan yang dimiliki warga tak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Bahkan upaya untuk makan sehari-hari juga tidak cukup. Kendala yang dirasakan warga Mahakam ini akibat tingginya nilai jual beli yang dipengaruhi oleh akses transportasi yang begitu memprihatinkan. Keadaan inilah yang selayaknya mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk melakukan observasi lansung. Masyarakat miskin seperti ini harus mendapat dukungan, bimbingan dan ransangan agar mereka memperoleh pendapatan yang layak dan semangat hidupnya.

Mengapa terjadi kemiskinan? Kita tau kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi banyak hal diantaranya : Pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap  barang dan jasa, letak geografis, gender dan lingkungan. Kemiskinan bukan hanya ketidakmampuan secara ekonomi, tetapi juga kegagalan untuk memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani hidup dalam kehidupan secara layak. Hak-hak dasar itu meliputi : Terpenuhnya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Bila terdapat ketidakmampuan hak-hak tersebut, maka sudah menjadi kewajiban Negara untuk membantu melalui serangkaian penanggulangan kemisikinan, terkhusus di kabupaten Mahakam Ulu ini.

0 Response to "Jejak Kaki di Hulu Sungai Mahakam"

Post a Comment