MENENTANG ARAH ANGIN

“Bertelanjang kaki, Sulang berlari hilir mudik, mengencangkan tarikan benang yang tertambat pada layang-layangnya. Menentang arah kemana kiranya angin bertiup, cukup semilirnya untuk membumbungkan layangan ke angkasa raya, mengabarkan selarik berita tentang anak-anak rimba kepada siapa saja yang berkenan mendengarkan.

Bahwa di pelosok hutan ini, ada Sulang dan puluhan anak seumurannya, bermimpi ke angkasa, di tengah kuatnya deru kemajuan dunia luar, dan rapuhnya pendidikan daerah terpencil, menjadi pilot dan astronot, menggantungkan impian itu pada seorang wanita, wanita perkasa, cukup gila untuk menggadai megah kehidupan di kota asal, menjadi pendidik daerah tertinggal terpencil. Meneguhkan niat menantang deru-deru angin bersama anak-anak rimba Borneo."

Sepucuk surat ini kulipat, kuselipkan kembali ke dalam saku. Telah aku baca seluruh isinya, terkutip gubahan kisah Ibu guru Fitri Rahmadani Syamsu dari kampung Long Pakaq di tengah hutan Kalimantan, tentang kebanggaan menjadi seseorang yang dibutuhkan, menyambut juluran tangan-tangan mungil, anak-anak yang sedikit terekspos dengan pendidikan, dan juga ingin menggapai angkasa. 

Selamat Hari Kartini para wanita-wanita tangguh di belahan bumi manapun. 21 April 2017. Kartini Lintas Masa