** Sebuah Prosa

**Sekolah Agan Dari yang Pintar Tapi Tak Cerdas**


 
Sekolah ku kau dirikan dari angan, angan yang berimajinasikan mimpi dan cita-cita,, Kau dirikan sekolah yang katanya hingga ke pelososk negri, hingga kau sebar di seluruh sudut petak pulau dari sabang sampai meroke,,, tak lupa kau ciptakan krikulum dari buah hasil pikiran para yang merasa "pintar tapi tak cerdas” yang kemudian kau wajibkan untuk dijalankan,,,
krikulum kau jadikan pegangan pengajaran panduan dalam mendidik generasi bangsa,              
 meski tak menentu beda kepala beda krikulum, beda mentri beda 
kebijakan,,,                                     

 imbasnya kebingungan, kebingungan  dari kebijakan, kebijakan yang dibuat dari orang yang merasa “pintar tapi tak cerdas”,,,,
Ya,,, “pintar tapi tak cerdas” mereka tidak bisa membedakan mana yang perlu dilarang, ditiadakan dan yang perlu diperadakan hingga yang perlu ditingkatkan

“pintar tapi tak cerdas”,, anak yang berambut panjang dilarang masuk sekolah, guru yang tak besepatu Pantopel di kucilkan dari lingkungan sekolah, hingga suara mereka tak didengar terhalangan dengan aturan yang di buat oleh orang yang merasa “pintar tapi tak cerdas”

ironis kiranya ketika “rambut” masih dijadikan kriteria penilaian pintar tidaknya seseorang siswa,
mungkin orang “pintar tapi tak cerdas” tidak pernah membaca masalalu,  sejarah mencatat kemajuan pradaban dunia banyak ditentukan oleh “rambut panjang”

“biar rapi,, rambut panjang mu di potong” alasan kerapian denagn entengnya menginjak hakasasi seseorang, dia yang merasa “pintar tapi tak cerdas” lagi-lagi menunjukkan sok kuasanya, 
“pintar tapi tak cerdas”,, mungkin otak dari orang itu sudah berganti cairan hingga matanya tak mampu membedakan lagi warna “semunya dinilai dari satu sisi yaitu bentuk pisik,,”

andaikan orang yang katanya “pintar dan cerdas” itu, otaknya belum berganti cairan dan menjadikan penglihatanya masih normal,, ia akan sadar bahwa perampok yang ada sekarang sudah berbeda mereka penampilan rapi, potongan berambut menarik bahkan ada yang tak berambut “botak” sama sekali, berkemeja berdasi berbalutkan Jas mewa dan tak  ketinggalan bersepatu pantopel tidak lagi berambut gonrong berbaju compang-camping dan bersendal jepit, mereka telah bertrasformasi hingga bermeta-morfosa mengikuti perkembangan Fashion,,haaaa
*************************
                                                                                                                                     Long Pahangi 16 Juli 2017

0 Response to " "

Post a Comment